Shalat Sunnah Memperbaiki Kekurangan Shalat Wajib
Jujur saja
Shalat kita sering terlambat
Padahal Allah yang panggil
Rabb dari semua atasan kita
Shalat pun tidak khusyu’
Masih memikirkan urusan dunia
Ketika ditanya tadi imam baca surat apa?
Jujur saja, saya tidak ingat karena melamun
Bahkan hadits menjelaskan bahwa
Shalat kita tidak pernah sempurna
Pahala yang tercatat hanya
Sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan dst [1]
Belum lagi ada setan “Khinzib”
Yang khusus menggoda orang shalat [2]
Shalat sunnah akan menutupi
Kekurangan shalat wajib kita [3]
Cukuplah kita sadar
Jika timbangan shalat baik
Baik juga timbangan amal seluruhnya
Jika buruk, buruk juga amal lainnya
Shalat-lah amal pertama kali dihisab [4]
Saudaraku,
Janganlah sering kali
Meninggalkan shalat sunnah
Shalat ba’diyah, qabliyah, shalah dhuha
Dan shalat lainnya
Berikut shalat sunnah rawatib yang muakkad
Yaitu yang ditekankan untuk dilakukan
-2 rakaat sebelum subuh:
-2 atau 4 rakaat sebelum dzuhur
-2 rakaat setelah dzuhur
-2 rakaat setelah magrib
-2 rakaat setelah isya [5]
Ada juga yang ghairu muakkad yaitu yang tidak dirutinkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti 4 rakaat setelah shalat dzuhur [6]
@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar
Penyusun: Raehanul Bahraen
artikel www.muslimafiyah.com
Catatan kaki:
[1] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
“Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh dari shalatnya.”[HR. Abu Daud no. 796 Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
[2] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Utsman yang beliau merasa diganggu terus dalam shalatnya,
ﺫﺍﻙ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺧﻨﺰﺏ ﻓﺈﺫﺍ ﺃﺣﺴﺴﺘﻪ ﻓﺘﻌﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﻭﺍﺗﻔﻞ ﻋﻠﻰ ﻳﺴﺎﺭﻙ ﺛﻼﺛﺎً
“Itu adalah setan, namanya Khinzib. Jika kamu merasa diganggu, mintalah perlilndungan kepada Allah dari gangguannya dan meludahlah ke kiri tiga kali.”
Kata Utsman: Aku-pun melakukannya, kemudian Allah menghilangkan gangguan itu dariku. (HR. Muslim no. 2203)
[3] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”[HR. Abu Daud no. 864, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
[4] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﺤﺎﺳﺐ ﺑﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺈﻥ ﺻﻠﺤﺖ ﺻﻠﺢ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﻓﺴﺪﺕ ﻓﺴﺪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ
“ Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.” (Silsilah Al-Ahadits Ash- Shahihah, no. 1358)
[5] Shalat rawatib ada 10 rakaat riwayat Ibnu Umar dan 12 Rakaat riwayat ‘Aisyah
Ibnu Umar berkata,
حﻓِﻈْﺖُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻋَﺸْﺮَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮِ ، ﻭَﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ، ﻭَﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏِ ﻓِﻰ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ، ﻭَﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀِ ﻓِﻰ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ، ﻭَﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﻗَﺒْﻞَ ﺻَﻼَﺓِ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢِ
“Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh raka’at (sunnah rawatib), yaitu dua raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum Shubuh.” [HR. Bukhari]
[6] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﻣَﻦْ ﺣَﺎﻓَﻆَ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮِ ﻭَﺃَﺭْﺑَﻊٍ ﺑَﻌْﺪَﻫَﺎ ﺣَﺮُﻡَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah empat raka’at sebelum Zhuhur dan empat raka’at sesudah Zhuhur, maka akan diharamkan baginya neraka. ” [HR.Abu Daud no. 1269, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits]
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/shalat-sunnah-memperbaiki-kekurangan-shalat-wajib.html